Sistem Informasi Akuntansi Pabrik Tahu Bandung
BAB
I
PENDAHULUAN
Informasi
Akuntansi dibutuhkan dalam pengambilan keputusan. Namun praktek akuntansi
keuangan pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) masih rendah dan memiliki banyak
kelemahan (Suhairi, 2004; Raharjo & Ali, 1993; Benjamin, 1990; Muntoro,
1990). Pihak bank dan fiskus seringkali mengeluhkan ketidakmampuan dan atau
kelemahan-kelemahan UKM dalam menyusun laporan keuangan. Benjamin (1990)
berpendapat bahwa kelemahan UKM dalam penyusunan laporan keuangan itu antara
lain disebabkan rendahnya pendidikan dan kurangnya pemahamam terhadap Standar
Akuntansi Keuangan (SAK). Sedangkan Muntoro (1990) berpendapat bahwa rendahnya
penyusunan laporan keuangan disebabkan karena tidak adanya peraturan yang mewajibkan
penyusunan laporan keuangan bagi UKM.
Standar akuntansi
keuangan yang dijadikan pedoman dalam penyusunan laporan keuangan harus
diterapkan secara konsisten. Namun karena UKM memiliki berbagai keterbatasan,
kewajiban seperti itu diduga dapat menimbulkan biaya yang lebih besar bagi UKM
dibandingkan dengan manfaat yang dapat dihasilkan dari adanya informasi
akuntansi tersebut (cost-effectiveness).
Di samping itu, tersedianya informasi yang lebih akurat melalui informasi
akuntansi yang dihasilkan diduga tidak mempengaruhi keputusan atas masalah yang
dihadapi manajemen (relevance).
Studi ini
merupakan lanjutan dari penelitian yang pernah dilakukan oleh Suhairi dan
Wahdini (2006), dengan memperbanyak jumlah dan profesi responden dan juga
lokasi penelitian, tidak hanya di Sumatera Barat tetapi juga di Jakarta. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi responden terhadap relevance dan cost-effectiveness SAK bagi usaha besar dan UKM.
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
Definisi UKM
Sampai saat ini
definisi UKM belum disepakati oleh berbagai pihak yang terkait, misalkan
kriteria yang digunakan bank adalah berdasarkan jumlah kredit yang diberikan
dan Biro Pusat Statistik berdasarkan jumlah tenaga kerja. Oleh sebab itu, dalam
Daftar Pertanyaan perlu dijelaskan tentang kriteria UKM yang digunakan.
Klasifikasi yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada Instruksi Presiden
No. 10 tahun 1999 tentang pemberdayaan Usaha Menengah. Dalam Inpres tersebut
ditetapkan bahwa suatu usaha digolongkan skala kecil dan menengah jika memiliki
kekayaan bersih sama atau di bawah Rp 10 miliar.
Berikut ini
adalah system informasi akuntansi dari perusahaan tahu bandung yang saya rangkum :
Profil Perusahaan
Nama Pemilik:
DALIMO
Bentuk Perusahaan:
Perorangan
Alamat:
Jl.Cikuya wetan Rt. 03 Rw. 05 Desa/Kel.Cikuya
Kec. Cicalengka
Kabupaten:
Bandung barat
Nomor Komunikasi:
022-624473
Email /Website:
-
Nomor Referensi:
2009016
Usaha Utama:
Manufaktur
Produk Utama:
Tahu
Jumlah Tenaga Kerja:
19 orang
Daerah Pemasaran:
Lokal
Target Pasar utama:
Atas
Menengah
Bawah
Omzet Penjualan per tahun:
Rp. 1.080.000.000,00
Total Aset diluar Tanah dan Bangunan:
Rp. 23.250.000,00
Gross Profit Margin:
10,00% per tahun
Kebutuhan Kredit versi Responden:
Rp. 50.000.000,00
Taksiran Nilai Aset:
Rp. 1.000.000.000,00
Analisis kebutuhan kredit modal kerja:
Rp. 26.399.000,00
Kepemilikan SIUP-TDP:
SIUP dan TDP
Sistem Manajemen
Pemasaran
Dalam pemasaran pabrik tahu yaitu melalui para pedagang
keliling baik dengan sepeda maupun dengan motor, karena para pedaganglah yang
bertemu langsung dengan konsumen. Walaupun ada juga masyarakat sekitar pabrik
yang membeli langsung ke pabrik.
Oleh karena itu agar pemasarannya lancar dan dapat diterima
konsumen maka pedagang harus dapat menjaga sikapnya dan tetap
memperlakukan pembeli sebagai raja. Walaupun ada pembeli yang cerewet, pedagang
harus tetap melayaninya dengan ramah.
Pedagang harus memesan sehari sebelumnya kepabrik, agar parik
dapat memperkirakan berapa tahu yang harus diproduksi. Biasanya jika pedagang
tidak memesan maka pemilik akan membuat pesanan seperti hari-hari sebelumnya.
Pedagang akan menambah atau mengurangi pesanan tergantung dari omzet
penjualan pada hari sebelumnya.
Populasi dan Sampel
Tujuan penelitian
ini adalah untuk membuktikan bahwa SAK memberatkan bagi UKM dibandingkan usaha
besar. Penelitian ini dilaksanakan di Jabotabk dan Bandung Pertimbangan yang
digunakan untuk memilih kota Jakarta adalah daerah Ibukota dan sentral berbagai
aktivitas ekonomi sehingga jumlah responden potensial jauh lebih banyak
Sampel penelitian
ditentukan melalui snow ball untuk 120 responden. Karena jumlah
responden potensial di jabotabek lebih banyak maka diharapkan dapat diperoleh
responden sebanyak 80 orang, dan 40 responden lainnya dari Bandung. Di samping
itu, karena adanya perbedaan jumlah populasi masing-masing responden, maka
kemungkinan dalam penelitian ini akan terjadi perbedaan jumlah sampel dari
masing-masing responden. Penelitian lapangan dilakukan melalui wawancara,
berdasarkan Daftar Pertanyaan dan sampel yang telah disiapkan.
Hipotesis
Penelitian
Hipotesis yang
akan diuji dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut ”Standar
Akuntansi Keuangan overload bagi UKM dibandingkan dengan Usaha
Besar”. Hipotesis utama ini akan dikembangkan menjadi empat sub-hipotesis
sesuai dengan variabel dan pengukuran variabel yang digunakan. Pengujian
hipotesis ini dilakukan dengan memanfaatkan program SPSS dengan menggunakan paired
sample test. Sebelum
pengujian hipotesis, akan dilakukan analisis validitas dan reliabilitas data.
Analisis validitas dilakukan dengan menggunakan Analisis Faktor dan analisis
Cronbach Alpha untuk menguji reliabilitas.
Hubungan SIA
dengan Efektifitas Pengendalian Internal Penjualan
Sistem informasi
akuntansi penjualan yang diterapkan pada perusahaan garment di tanjungpinang
.Kegiatan operasional usaha khususnya pada aktifitas penjualan pada swakarya
busana dan karwikarya tidak terlepas dari peranan system informs akuntansi dalam
menunjang efektifitas pengendalian internal penjualan yang digunakan mandjemn
dlam mengelolah penjualan perusahan untuk dapat bekerja secara efektif dan
efisien .
Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan . system informasi akuntansi yang ada pada usaha
garment di tanjungpinang telah baik . hal ini dari diterapkannya
unsur-unsur SIA sebagai berikut:
a
a. Sumber Daya Manusia (SDM)
Dalam merekrut karyawan pemilik hanya menarik orang-orang
yang sekampung dengan pemilik atau masih ada hubungan keluarga. Maka tidak
heran ika para pegawai dan pedagang lebih banyak berasal dari daerah Bandung,
Sumedang, dan daerah jawa barat lainnya.
b. Prosedur-prosedur
prosedur yang
digunakan usaha ini adalah aktivitas penjualan tunai maupun kredit .
prosedur yang membentuk system penjualan adalah perosedur penerimaan
pesanan ,penyiapan barang ,penyerahan barang,pembayaran tunai .prosedur yang telah
memenuhi syarat untuk membentuk system informasi akuntansi penjualan
.syarat-syarat yang telah dipenuhi :
1.
Dapat dipahami
Informasi yang
dihasilkan dari system dapat diphami oleh pengguna informasi
2.
Relevan
System tersebut
relevan untuk dapat digunakan dalam pengambilan keputusan .
3.
Kendala
Informasi yang
dihasilkan dari system tersebut memiliki kualitas andal serta dapat
dipertanggung jawabkan
4.
Dapat dibandingkan
Menghasilkan
laporan yang dapat diperbandingkan dengan periode-periode sebelumnya data
tentang proses bisnis data yang digunakan usaha ini seperberasal dari
formulir-formulir penjualan .
5.
infrastruktur teknologi informasi
sudah menggunakan
computer,telepon dan jaringan internet .
Efektifitas
pengendalian internal penjualan yang diterapkan pada usaha
Efektifitas
pengendalian internal penjualan yang diterapkan pada usaha suah mencerminkan
pengendalian yang efektif dan efisien . hal ini dapat dilihat dari
dilaksanakannya unsur :
a.
lingkungan pengendalian
b.
telah dilakukan secara efektif . hgal ini dapat dilihat dari
faktir-faktor sebagai berikut :
1. Integrasitas
dan nilai etika
2. kebijakan dan
pelatihan SDM
3. struktur
organisasi
4. aktifitas
pengendalian
5. informasi dan
komunikasi
BAB III
TEMUAN
Responden
Dari ketiga kelompok responden tersebut
masing-masing diperoleh sebanyak 45 orang responden sehingga untuk ketiga
kelompok tersebut diperoleh sebanyak 135 sampel. Karena jumlah populasi lebih
banyak di Jabotabek dari Bandung, maka jumlah sampel yang berasal dari
Jabotabek juga lebih banyak, yaitu 95 orang berbanding 40 orang. Pada awalnya,
jumlah responden di Bandung diharapkan dapat diperoleh sebanyak 15 sampel. Akan
tetapi, karena terbatasnya jumlah responden di Bandung maka jumlah responden
yang diperoleh hanya 10 orang. Oleh sebab itu, kekurangan jumlah responden dari
Bandung ini ditambahkan dari profesi yang sama yang diperoleh dari Jabotabek.
Analisis Kebaikkan Pengukuran
Analisis kebaikan
pengukuran terhadap variabel penelitian dilakukan dengan menggunakan metode
analisis faktor dan reliabiliti. Analisis dapat dilakukan terhadap kelima item
pertanyaan yang digunakan baik untuk UKM dan Usaha Besar dengan pengukuran relevance dan cost-effectiveness
Hasil pengolahan
SPSS menunjukkan bahwa kelima indikator yang digunakan masing-masing
menghasilkan 1 dimensi, baik pengukuran relevance untuk UKM dan Usaha Besar, serta juga cost-effectiveness untuk UKM dan Usaha Besar,
masing-masing menghasilkan nilai KMO di atas 0,50.
BAB
IV
KESIMPULAN,
IMPLIKASI, DAN SARAN
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, dapat
diambil kesimpulan, implikasi, dan saran sebagai berikut:
Kesimpulan
1. SAK mengandung berbagai standar yang
harus diikuti dan dipedomani dalam menyusun laporan keuangan.Namun demikian,
secara umum terdapat dua jenis standar yaitu “standar pengukuran” dan “standar
pengungkapan”. “Standar pengukuran” merupakan standar yang digunakan dalam
mengukur suatu kejadian yang mempengaruhi posisi keuangan perusahaan; kapan dan
bagaimana menentukan nilai dari suatu transaksi. Sedangkan “standar
pengungkapan” mengandung keharusan untuk mengungkapkan transaksi-transaksi
tertentu supaya kejadian dan transaksi tersebut lebih dipahami oleh pamakai
laporan keuangan.
2. Secara keseluruhan hasil penelitian
ini menyokong temuan penelitian terdahulu. Baik dengan menggunakan ukuran relevance maupun dengan menggunakan ukuran cost-effectivenes; SAK yang dijadikan pedoman dalam
penyusunan laporan keuangan di Indonesia lebih memberatkan bagi UKM
dibandingkan usaha besar.
3. Teknik dan proses akuntansi yang
digunakan diterapkan UKM di Indonesia masing banyak terpengruh dengan sistem
Tata Buku sehingga banyak yang tidak mampu menyiapkan laporan keuangan secara
lengkap.
Umumnya, UKM menggunakan buku kas harian yang kemudian dari buku
tersebut disusun laporan laba rugi. Sedangkan untuk menyusun laporan keuangan
lainnya, ditemui berbagai kesulitan sehingga banyak yang tidak mampu
menyiapkannya
Implikasi
Salah satu faktor
yang diduga mempengaruhi pengembangan UKM adalah rendah penerapan akuntansi
pada UKM. Hal ini disebabkaan karena SAK yang dijadikan pedoman penyusunan
laporan keuangan saat ini masih memberatkan bagi UKM. Oleh sebab itu, untuk
pengembangan UKM dan pengembangan penerapan akuntansi pada UKM, maka pihak yang
berkompeten harus memikirkan ulang tentang keharusan UKM mengikuti SAK yang
sama untuk seluruh skala usaha. Diharapkan temuan penelitian ini dapat menjadi
perhatian bagi pihak yang berkompeten dalam pengembangan penerapan akuntansi
pada UKM untuk menyusun standar akuntansi yang khusus bagi UKM.
Dibutuhkan suatu kebijakan melalui penyusunan
suatu buku pedoman penyusunan akuntansi sederhana bagi UKM dengan konsep
penggabungan antara jurnal khusus dengan buku besar. Diharapkan dengan
penyusunan buku pedoman seperti ini, sosialisasi yang lebih terarah dapat
dilakukan kepada seluruh UKM secara sama di Indonesia.
Saran
Dibutuhkan
penelitian yang lebih luas dan sampel yang lebih banyak guna meningkatkan
keyakinan tentang perlunya pihak-pihak yang berkompeten menyusun standar SAK
yang khusus bagi UKM. Pakar Akuntansi yang bekerja dalam bidang lain
diperkirakan juga harus dilibatkan sehingga dapat memberikan gambaran atau
kesimpulan yang lebih luas.
Dibutuhkan penyusunan studi kasus tentang cara
penyusunan laporan keuangan UKM dengan menggunakan pola penggabungan antara
jurnal khsusus dengan buku besar dan atau buku pembantu dengan menambahkan
kolom-kolom buku besar disamping kanan dari jurnal khusus yang dibuat.
Diperkirakan laporan studi kasus seperti ini dapat dimanfaatkan untuk proses
sosialisasi metode penyusunan laporan keuangan yang lebih sederhana ini.
DAFTAR PUSTAKA
Benjamin, W.P., (1990). Laporan Keuangan (Ikhtisar Akuntansi) Perusahaan Kecil, Dalam, Dalam Prosiding, Seminar Akuntan Nasional, Surabaya.
Muntoro, R. K. 1990, Praktek Akuntansi Keuangan, Dalam Prosiding, Seminar Akuntan Nasional, Surabaya.
Raharjo, M. D.,
& Ali, F. (1993). Faktor-faktor keuangan yang mempengaruhi usaha kecil dan
menengah di Indonesia, Dalam K. James & N. Akrasanee, Aspek-aspek
finansial usaha kecil dan menengah; Studi kasus
Asean, (pp. 16-50). Jakarta: LP3ES.
Republik
Indonesia, (1995), Undang-undang Republik Indonesia No. 1 tahun 1995 tentang
Perseroan Terbatas, Jakarta.
Suhairi dan
Wahdini (2006), Persepsi Akuntan Terhadap Overload Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Bagi
Usaha Kecil Dan Menengah, Makalah yang disampaikan pada SNAIX-Padang
SUMBER
(REFERENSI) :
Komentar
Posting Komentar