Postingan

Menampilkan postingan dari 2014

Flowchart dan DFD

Pengertian dan Definisi Flowchart Flowchart atau  Bagan alir  adalah bagan  ( chart ) yang menunjukkan alir  ( flow ) di dalam program atau prosedur sistem secara logika. Bagan alir (flowchart) digunakan terutama untuk alat bantu komunikasi dan untuk dokumentasi.  Jenis jenis Flowchart Ada beberapa jenis flowchart diantaranya: Bagan alir sistem ( systems flowchart ). Bagan alir dokumen ( document flowchart ). Bagan alir skematik ( schematic flowchart ). Bagan alir program ( program flowchart ). Bagan alir proses ( process flowchart ). a. System Flowchart System flowchart dapat didefinisikan sebagai bagan yang menunjukkan arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem. Bagan ini menjelaskan urut-urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Bagan alir sistem menunjukkan apa yang dikerjakan di sistem. b. Document Flowchart Bagan alir dokumen  ( document flowchart )  atau disebut juga bagan alir formulir  ( form  flowchart )  atau  paperwork flowch

Analisis UKM

Gambar
Profil Perusahaan Nama Pemilik:  DALIMO Bentuk Perusahaan:  Perorangan Alamat:  Jl.Cikuya wetan Rt. 03 Rw. 05 Desa/Kel.Cikuya  Kec. Cicalengka Kabupaten:  Bandung barat Nomor Komunikasi:  022-624473 Email /Website:  - Nomor Referensi:  2009016 Usaha Utama:  Manufaktur Produk Utama:  Tahu Jumlah Tenaga Kerja:  19 orang Daerah Pemasaran:  Lokal Target Pasar utama:  Atas  Menengah  Bawah Omzet Penjualan per tahun:  Rp. 1.080.000.000,00 Total Aset diluar Tanah dan Bangunan:  Rp. 23.250.000,00 Gross Profit Margin:  10,00% per tahun Kebutuhan Kredit versi Responden:  Rp. 50.000.000,00 Taksiran Nilai Aset:  Rp. 1.000.000.000,00 Analisis kebutuhan kredit modal kerja:  Rp. 26.399.000,00 Kepemilikan SIUP-TDP:  SIUP dan TDP     Awal mula   Pada tahun 2003 pak dalimo mulai membuka usaha sendiri setelah ia pensiun sebagai pegawa

Sistem Informasi Akuntansi Pabrik Tahu Bandung

BAB I PENDAHULUAN Informasi Akuntansi dibutuhkan dalam pengambilan keputusan. Namun praktek akuntansi keuangan pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) masih rendah dan memiliki banyak kelemahan (Suhairi, 2004; Raharjo & Ali, 1993; Benjamin, 1990; Muntoro, 1990). Pihak bank dan fiskus seringkali mengeluhkan ketidakmampuan dan atau kelemahan-kelemahan UKM dalam menyusun laporan keuangan. Benjamin (1990) berpendapat bahwa kelemahan UKM dalam penyusunan laporan keuangan itu antara lain disebabkan rendahnya pendidikan dan kurangnya pemahamam terhadap Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Sedangkan Muntoro (1990) berpendapat bahwa rendahnya penyusunan laporan keuangan disebabkan karena tidak adanya peraturan yang mewajibkan penyusunan laporan keuangan bagi UKM. Standar akuntansi keuangan yang dijadikan pedoman dalam penyusunan laporan keuangan harus diterapkan secara konsisten. Namun karena UKM memiliki berbagai keterbatasan, kewajiban seperti itu diduga dapat menimbulkan biaya yang le